24 April 2014 14:23 | Administrator

SUMBER, (PRLM).-Terlantarnya proyek rehabilitasi dua ruang kelas SDN 2 Luwungkencana, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon diduga murni kesalahan pengembang CV Elang jaya yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon.

Selain meninggalkan ketidakjelasan nasib ruang kelas itu, kerusahaan tersebut juga belum membayar upah pekerja yang sebagian besar merupakan warga sekitar sekolah tersebut.

Ketua Komite SDN 2 Luwungkencana Jaja (40) mengatakan, dirinya sangat kecewa dengan ulah pengembang yang tidak bertanggung jawab itu. “Mereka harus segera menyelesaikan rehabilitasi kelas tersebut bagaimanapun caran ya. Itu sudah kewajiban mereka,” katanya Rabu (23/4/2014).

Menurut jaja, dirinya dan orangtua siswa lain sudah lama menantikan rampungya rehabilitasi ruang kelas tersebut. Soalnya sejak lama para siswa memang harus belajar di ruangan sempit yang tidak layak. Dengan perluasan dan perbaikan beberapa bagian, ruang kelas tersebut sedianya menjadi jawaban atas harapan para siswa dan orangtua mereka.

Selain itu, Jaja juga mengaku kecewa terhadap pengembang yang sejak awal pengerjaan proyek dua tahun lalu, tak kunjung membayar para pegawai yang merupakan warga sekitar. “Sampai detik ini jumlah upah yang seharusnya diterima para pegawai mencapai Rp 10 juta. Namun sepeser pun belum dibayarkan,” ucapnya.

Sementara itu sang kepala sekolah Sahud kembali menegaskan, dirinya sejak awal menaruh curiga akan proyek rehabilitasi tersebut. Soalnya, proyek yang dibiayai dana alokasi khusus 2011 itu baru dikerjakan pada akhir 2012.

“Belum lagi mereka tidak transparan saat kami tanya mengenai anggaran yang digunakan. Namun kami perkirakan proyek ini memakan lebih dari Rp 100 juta,” katanya.

Sahud berharap pengembang tersebut segera kembali untuk menyelesaikan proyek yang berkali-kali mereka tinggalkan tersebut. Soalnya, para siswa saat ini terkatung-katung setelah mereka tak bisa lagi menumpang di ruang kelas madrasah terdekat.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejak proyek rehabilitasi dimulai, para siswa kelas 1-3 SDN Luwungkencana memang sempat terbantu oleh madrasah di dekatnya yang mau menampung mereka. Jika tidak, kemungkinan mereka akan belajar di luar ruangan sampai proyek rehabilitasi selesai.

Meskipun demikian, kata Sahud, saat ini ruang kelas madrasah yang selama ini ditempati anak didiknya, sekarang dipenuhi material bangunan yang akan digunakan untuk merehabilitasi masjid milik madrasah.

Akibatnya, ia terpaksa memindahkan kegiatan belajar para siswa ke ruang kelas yang seadanya dengan kondisi berdesak-desakan dan pembagian waktu belajar pagi-siang untuk kelas 1 dan 2. (A-178/A-89)***

 

Sumber: Pikiran Rakyat